RIYAN HIDAYAT

Men-setup sebuah server DHCP di Windows 2003


Server DHCP klien memberikan alamat IP yang diambil dari ruang lingkup yang sudah ditetapkan untuk suatu jangka waktu. If an IP address is required for longer than the lease has been set for, the client must request an extension before the lease expires. Jika alamat IP diperlukan untuk lebih lama daripada sewa telah ditetapkan untuk, klien harus meminta perpanjangan sebelum kontrak berakhir. If the client has not requested an extension on the lease time, the IP address will be considered free and can be assigned to another client. Jika klien tidak meminta perpanjangan waktu sewa, alamat IP akan dianggap bebas dan dapat ditugaskan ke klien lain. If the user wishes to change IP address then they can do so by typing "ipconfig /release", followed by "ipconfig /renew" in the command prompt. Jika pengguna ingin mengubah alamat IP maka mereka dapat melakukannya dengan mengetik "ipconfig / release", diikuti oleh "ipconfig / memperbarui" pada command prompt. This will remove the current IP address and request a new one. Ini akan menghapus alamat IP saat ini dan meminta yang baru. Reservations can be defined on the DHCP server to allow certain clients to have their own IP address (this will be discussed a little later on). Pemesanan dapat didefinisikan pada server DHCP untuk mengizinkan klien tertentu untuk memiliki alamat IP sendiri (ini akan dibahas sedikit nanti). Addresses can be reserved for a MAC address or a host name so these clients will have a fixed IP address that is configured automatically. Alamat dapat disediakan untuk alamat MAC atau nama host sehingga klien tersebut akan memiliki alamat IP tetap yang dikonfigurasi secara otomatis. Most Internet Service Providers use DHCP to assign new IP addresses to client computers when a customer connects to the internet - this simplifies things at user level. Kebanyakan Internet Service Provider menggunakan DHCP untuk menetapkan alamat IP baru ke komputer klien bila pelanggan terhubung ke internet - menyederhanakan hal-hal ini pada tingkat pengguna.

The above diagram diplays a simple structure consisting of a DHCP server and a number of client computers on a network. Diplays Diagram di atas struktur sederhana terdiri dari sebuah server DHCP dan sejumlah komputer klien di dalam sebuah jaringan.

The DHCP Server itself contains an IP Address Database which holds all the IP addresses available for distribution. DHCP Server sendiri berisi IP Address Database yang menampung semua alamat IP yang tersedia untuk distribusi. If the client (a member of the network with a Windows 2000 Professional/XP operating system, for example) has "obtain an IP address automatically" enabled in TCP/IP settings, then it is able to receive an IP address from the DHCP server. Jika klien (anggota jaringan dengan Windows 2000 Professional / XP sistem operasi, misalnya) telah "mendapatkan alamat IP secara otomatis" diaktifkan pada pengaturan TCP / IP, maka hal ini dapat menerima alamat IP dari server DHCP .

Setting up a DHCP Server Mengatur DHCP Server

This will serve as a step-by-step guide on how to setup a DHCP server. Ini akan berfungsi sebagai langkah-demi-langkah panduan tentang cara men-setup sebuah server DHCP.

Installing the DHCP server is made quite easy in Windows 2003. Instalasi DHCP server dibuat cukup mudah di Windows 2003. By using the "Manage your server" wizard, you are able to enter the details you require and have the wizard set the basics for you. Dengan menggunakan "Kelola server Anda" wizard, Anda dapat memasukkan rincian anda memerlukan dan memiliki wizard menetapkan dasar-dasar untuk Anda. Open to "Manage your server" wizard, select the DHCP server option for the list of server roles and press Next. Terbuka untuk "Kelola server Anda" wizard, pilih server DHCP pilihan untuk daftar server peran dan tekan Next.
You will be asked to enter the name and description of your scope. Anda akan diminta untuk memasukkan nama dan deskripsi lingkup Anda.

Scope: A scope is a collection of IP addresses for computers on a subnet that use DHCP. Lingkup: Sebuah lingkup adalah kumpulan dari alamat IP untuk komputer pada subnet yang menggunakan DHCP.

The next window will ask you to define the range of addresses that the scope will distribute across the network and the subnet mask for the IP address. Jendela berikutnya akan meminta Anda untuk menentukan rentang dari alamat yang cakupan akan mendistribusikan seluruh jaringan dan subnet mask untuk alamat IP. Enter the appropriate details and click next. Masukkan rincian yang sesuai dan klik next.

You are shown a window in which you must add any exclusions to the range of IP addresses you specified in the previous window. Anda akan ditampilkan sebuah jendela di mana Anda harus menambahkan pengecualian pada kisaran alamat IP Anda tentukan di jendela sebelumnya. If for example, the IP address 10.0.0.150 is that of the company router then you won't want the DHCP server to be able to distribute that address as well. Jika misalnya, alamat IP 10.0.0.150 adalah perusahaan router maka Anda akan tidak ingin server DHCP untuk dapat mendistribusikan alamat itu juga. In this example I have excluded a range of IP addresses, 10.0.0.100 to 10.0.0.110, and a single address, 10.0.0.150. Dalam contoh ini saya telah dikeluarkan kisaran alamat IP, 10.0.0.100 untuk 10.0.0.110, dan satu alamat, 10.0.0.150. In this case, eleven IP's will be reserved and not distributed amongst the network clients. Dalam kasus ini, sebelas IP akan dilindungi dan tidak didistribusikan antara jaringan klien.

It is now time to set the lease duration for how long a client can use an IP address assigned to it from this scope. Sekarang saatnya untuk mengatur durasi sewa untuk berapa lama klien dapat menggunakan alamat IP yang ditugaskan untuk itu dari lingkup ini. It is recommended to add longer leases for a fixed network (in the office for example) and shorter leases for remote connections or laptop computers. Dianjurkan untuk menambahkan lagi sewa untuk jaringan tetap (di kantor misalnya) dan sewa pendek untuk sambungan jarak jauh atau laptop komputer. In this example I have set a lease duration of twelve hours since the network clients would be a fixed desktop computer in a local office and the usual working time is eight hours. Dalam contoh ini saya telah menetapkan durasi sewa dua belas jam sejak jaringan klien akan tetap desktop komputer di kantor lokal dan waktu kerja yang biasa adalah delapan jam.

You are given a choice of whether or not you wish to configure the DHCP options for the scope now or later. Anda diberi pilihan apakah Anda ingin mengkonfigurasi opsi DHCP untuk lingkup sekarang atau nanti. If you choose Yes then the upcoming screenshots will be of use to you. Jika Anda memilih Ya maka screenshot mendatang akan berguna bagi Anda. Choosing No will allow you to configure these options at a later stage. Memilih Tidak akan memungkinkan Anda untuk mengkonfigurasi opsi-opsi ini pada tahap berikutnya.

The router, or gateway, IP address may be entered in next. Router, atau gateway, alamat IP dapat dimasukkan dalam berikutnya. The client computers will then know which router to use. Komputer klien akan tahu router yang digunakan.

In the following window, the DNS and domain name settings can be entered. Dalam jendela berikut, DNS dan pengaturan nama domain dapat dimasuki. The DNS server IP address will be distributed by the DHCP server and given to the client. Server DNS alamat IP ini akan didistribusikan oleh server DHCP dan diberikan kepada klien.

If you have WINS setup then here is where to enter the IP Address of the WINS server. Jika Anda memiliki setup WINS maka di sini adalah tempat untuk memasukkan IP Address dari server WINS. You can just input the server name into the appropriate box and press "Resolve" to allow it to find the IP address itself. Anda bisa memasukkan nama server ke dalam kotak yang sesuai dan tekan "Putuskan" untuk mengizinkan itu untuk menemukan alamat IP sendiri.

The last step is to activate the scope - just press next when you see the window below. Langkah terakhir adalah untuk mengaktifkan lingkup - hanya tekan berikutnya ketika Anda melihat jendela di bawah ini. The DHCP server will not work unless you do this. Server DHCP tidak akan berfungsi kecuali jika Anda melakukan hal ini.

The DHCP server has now been installed with the basic settings in place. Server DHCP kini telah terinstal dengan pengaturan dasar di tempat. The next stage is to configure it to the needs of your network structure. Tahap berikutnya adalah mengkonfigurasinya untuk kebutuhan struktur jaringan Anda.

Configuring a DHCP server Konfigurasi server DHCP

Hereunder is a simple explanation of how to configure a DHCP server. Dibawah ini adalah penjelasan sederhana mengenai bagaimana mengkonfigurasi sebuah server DHCP.

The address pool displays a list of IP ranges assigned for distribution and IP address exclusions. Alamat renang menampilkan daftar IP berkisar ditugaskan untuk distribusi dan pengecualian alamat IP. You are able to add an exclusion by right clicking the address pool text on the left hand side of the mmc window and selecting "new exclusion range". Anda dapat menambahkan pengecualian dengan mengklik kanan alamat renang teks pada sisi kiri dari jendela mmc dan memilih "kisaran pengecualian baru". This will bring up a window (as seen below) which will allow you to enter an address range to be added. Ini akan memunculkan sebuah jendela (seperti terlihat di bawah ini) yang akan memungkinkan Anda untuk memasukkan rentang alamat yang akan ditambahkan. Entering only the start IP will add a single IP address. Memasuki awal IP hanya akan menambahkan satu alamat IP.

DHCP servers permit you to reserve an IP address for a client. DHCP server memungkinkan Anda untuk cadangan alamat IP untuk klien. This means that the specific network client will have the same IP for as long as you wanted it to. Ini berarti bahwa klien jaringan tertentu akan memiliki IP yang sama selama yang Anda inginkan. To do this you will have to know the physical address (MAC) of each network card. Untuk melakukan hal ini Anda harus mengetahui alamat fisik (MAC) dari masing-masing kartu jaringan. Enter the reservation name, desired IP address, MAC address and description - choose whether you want to support DHCP or BOOTP and press add. Masukkan nama reservasi, dikehendaki alamat IP, alamat MAC dan deskripsi - memilih apakah Anda ingin mendukung DHCP atau BOOTP dan tekan menambahkan. The new reservation will be added to the list. Pemesanan baru akan ditambahkan ke daftar. As an example, I have reserved an IP address (10.0.0.115) for a client computer called Andrew. Sebagai contoh, saya telah reserved alamat IP (10.0.0.115) untuk komputer klien bernama Andrew.

If you right click scope options and press "configure options" you will be taken to a window in which you can configure more servers and their parameters. Jika Anda klik kanan lingkup pilihan dan tekan "mengkonfigurasi pilihan" anda akan dibawa ke sebuah jendela di mana Anda dapat mengkonfigurasi server dan mereka lebih banyak parameter. These settings will be distributed by the DHCP server along with the IP address. Pengaturan ini akan didistribusikan oleh server DHCP bersama dengan alamat IP. Server options act as a default for all the scopes in the DHCP server. Pilihan server bertindak sebagai standar untuk semua cakupan di server DHCP. However, scope options take preference over server options. Namun, lingkup pilihan mengambil alih server preferensi pilihan.

In my opinion, the DHCP server in Windows 2003 is excellent! Menurut pendapat saya, server DHCP di Windows 2003 adalah sangat baik! It has been improved from the Windows 2000 version and is classified as essential for large networks. Ini telah ditingkatkan dari versi Windows 2000 dan diklasifikasikan sebagai penting untuk jaringan besar. Imagine having to configure each and every client manually - it would take up a lot of time and require far more troubleshooting if a problem was to arise. Bayangkan harus mengkonfigurasi setiap klien secara manual - ia akan mengambil banyak waktu dan membutuhkan jauh lebih pemecahan masalah jika masalah itu timbul. Before touching any settings related to DHCP, it is best to make a plan of your network and think about the range of IPs to use for the computers. Sebelum menyentuh setiap pengaturan yang terkait dengan DHCP, yang terbaik adalah membuat rencana jaringan Anda dan berpikir tentang berbagai IP yang akan digunakan untuk kompute

Read Users' Comments (0)

Konsep Sistem Client-Server


Pendahuluan

Diawal perkembangannya perangkat komputer adalah barang yang mahal dan mewah. Pengembangan dan pengoperasiannya rumit dan terpusat. Namun seiring dengan berjalannya waktu yang tadinya proses tersentralisasi dikembangakan menjadi proses terdistribusi sampai pada end user. Hal ini sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan teknologi LAN (Local Area Network) di pertengahan tahun 1980 an. Dengan LAN sebuah PC dapat melakukan komunikasi satu dengan lainnya dan dapat saling berbagi resource baik perangkat keras ataupun database. LAN mampu memberikan interkonektivitas yang tidak pernah ada sebelumnya. Untuk dapat melakukan hal tersebut dibutuhkan sebuah komputer pemproses yang memfasilitasi dan melayani proses sharing semua resource yang ada. Perangkat ini disebut dengan Server. Untuk melakukan Sharing File biasanya dibutuhkan sebuah File Server begitu juga untuk sharing Printer dibutuhkan sebuah Printer Server. Namun ternyata hal seperti ini belumlah cukup. Jumlah PC yang bertambah dengan sangat cepat seiring dengan berkembangnya sebuah organisasi. Jumlah end user dan client juga bertambah banyak. Kebutuhan akan perangkat menjadi bertambah pula, tidak hanya membutuhkan sebuah printer server, juga dibutuhkan server-server lainnya seperti server pengolahan gambar, server pengolahan suara, dan lainnya. Server-server ini dengan database dan applikasinya harus dapat diakses oleh beberapa PC, ataupun diakses oleh sebuah komputer mainframe melalui sebuah LAN. Sistem seperti ini disebut Sistem Client Server seperti digambarkan pada Gambar 1 dibawah ini.

Gambar 1. Skema Sistem Client-Server

Komponen dan Fungsi Sistem Client Server

Gambaran umum konfigurasi Client Server diperlihatkan pada gambar 2. Dengan pendekatan Client Server setiap PC dapat melakukan secara independen sebuah pemrosesan lokal dan mensharing perangkat enterprise melalui LAN. Untuk kasus yang lebih luas kemampuan akses dapat dilakukan melalui MAN (Metropolita Area Network) atau WAN (Wide Area Network). Sebuah database dan program applikasi enterprise misalnya diletakan pada sebuah server dimana setiap end user dapat melakukan akses melalui Client Processor, LAN dan Server seperti pada gambar 3.

Gambar-2 Host Sistem dan Sistem Client Server

User

User disini adalah end user yang mengakses client untuk mendapatkan sebuah layanan. End user bisa saja seorang manager perusahaan, professional, karyawan di sebuah perusahaan, atau pelanggan. Ada timbul sedikit kerancuan. Pelanggan dalam sebuah bisnis atau perdagangan disebut dengan client, tapi client ini adalah manusia, jangan dibingungkan dengan istilah client pada pemrosesan komputer. Dapat kita katakan sebuah user atau end user adalah ketika melakukan proses akhir menggunakan sistem client server.

Gambar 3. Komponen Sistem Client Server

Client

Client dapat berupa sebuah pemproses yang powerful atau dapat juga berupa terminal tua dengan kemampuan proses yang terbatas. Secara mendasar client adalah sebuah PC dengan sistem operasinya sendiri. Sebagian besar pemrosesan banyak dilakukan di sebuah server dimana bagian-bagian dalam lingkup pekerjaannya ditentukan oleh program komputer, inilah yang menyebabkan sistem client server berbeda dengan sistem transaksi tradisional. Sistem client server memungkinkan sebuah teknologi dan applikasinya digunakan bersamaan. Applikasi disini termasuk didalamnya adalah pemroses pesan seperti e-mail, pemproses file lokal seperti DBMS untuk browsing dan penghitungan, atau sharing resource seperti sistem image processing, sistem optical character, sistem advance grafic processing, plotter warna, atau sebuah printer. Perangkat-perangkat ini bisa saja berasal dari berbagai vendor yang ada. Untuk memfasilitasi query pemprosesan dari client, sebagian besar sistem client server menggunkaan Structured Query Language (SQL) yang merupakan struktur bahasa tingkat tinggi. SQL dengan database relationalnya adalah standar de facto untuk hampir sebagian besar sistem client server. Salah satu komponen terpenting sistem client server adalah User Interface (UI), yang digunakan user untuk berkomunikasi. Bagi user yang seorang programmer, UI tidak mesti user friendly, tapi untuk end user yang bukan programmer sangat dibutuhkan UI yang user friendly. Dibutuhkan Graphical User Interface (GUI) untuk end user karena GUI menampilkan grafis untuk melakukan akses dengan icon-icon tanpa perlu memasukan perintah pemrograman. Kedepannya GUI tidak hanya digunakan untuk menggantikan akses perintah pemprograman tapi juga digunakan untuk grafik, voice, video, animasi, untuk selanjutnya menjadi sebuah teminal multimedia.

Network dan Transmisi

Server dan client dapat terkoneksi dengan sebuah media transmisi. Media transmisi ini dapat berupa kabel, wireless, atau fiber. Dengan media ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan enterprice network lebih besar dalam sebuah workgroup atau departemen. Untuk itu dibutuhkan interoperability sebagai contoh operasi dan pertukaran informasi yang heterogen melalui berbagai perangkat software dalam jaringan. Esensinya adalah keterbukaan dalam melakukan pertukaran baik komponen dan software yang berasal dari vendor yang berbeda-beda. Dengan interoperability baik vendor dan customer akan mendapatkan keuntungan.

Interoperability memberikan dampak pada arsitektur jaringan. Awal sebuah arsitektur jaringan adalah SNA namun arsitektur ini bersifar proprietary dan tidak terbuka dengan vendor lainnya. Kemudian sebagian besar orang beralih ke OSI yang di standarkan oleh ISO (International Standards Organization). OSI banyak di gunakan di Eropa namun kurang berkembang di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat muncul TCP/IP yang kemudian di dukung oleh Unix User Group.

Servers

Konektivitas adalah hal yang terpenting namun bukan satu-satunya faktor untuk mendapatkan efisiensi dan efektivitas sharing resource yang dimiliki. Dibutuhkan sebuah perangkat yang memiliki kemampuan mengontrol software, menjalankan program applikasi, dan mengakses database dengan mudah dan cepat. Untuk itulah diperlukan sebuah Server. Sebuah Server harus mendukung spesifikasi yang mendukung resource sharing seperti Network Server Operating System, Multiple User Interface, GUI (Graphic User Interface), dialog oriented cleint – server languange seperti SQL dan database arsitektur. Saat ini resuorce bisa tersebar secara spasial tidak hanya berada dalam batasan sebuah negara namun sudah antar negara yang membutuhkan interkoneksi yang tinggi.

Beberapa software dapat diperoleh dari vendor atau software house. Software tersebut bisa bersifat mainframe centric (sentral) atau PC server centric. Namun selain semua hal yang tersedia pada paket software tersebut tetap dibutuhkan in house sofware development. Juga perlu untuk mengintegrasikan sistem client server dengan sistem informasi yang telah ada dan menggunakan sistem tersebut tidak hanya sebagai end user tapi juga bekerja diantara group end user.

Server melakukan pemprosesan mirip dengan pemrosesan yang ada disisi client. Namun ada sedikit perbedaan, biasanya sebuah server tidak mempunyai User Interface karena didesain untuk networking, memproses database dan memproses applikasi. Pembeda antara pemrosesan client dan server ada pada tanggungjawab dan fungsi dari pemrosesan yang dilakukan. Sebagai contoh sebuah server dapat bertindak sebagai repository dan penyimpanan informasi dalam kasus pada file server. Tipe dari Server tergantung pada kebutuhan dan tujuan sistem. Dalam beberapa kasus sebuah server harus mampu melakukan multitaskting (membentuk multi fungsi secara simultan), menggunakan multiple operating system, lebih portable, memiliki skalabilitas, dan memiliki waktu respon yang cepat untuk melakukan teleprosesing. Dengan kapabilitas seperti itu menjadikan server memiliki harga yang relatif mahal. Penyebab mahalnya harga server adalah :

  1. Network Management

  2. Gateway function termasuk akses keluar dan e-mail publik

  3. Penyimpanan

  4. File Sharing

  5. Batch processing

  6. Bulletin Board access

  7. Facsimile transmission

Pemrosesan Database

Beberapa prinsip pemrosesan data pada server termasuk didalamnya adalah integritas, sekuriti, dan recovery data. Enterprise data yang dibutuhkan oleh sebuah perusahaan membutuhkan sebuah integrasi, pengaksesan data yang di kendalikan dan kelola dengan securiti yang baik, dan recovery data dapat dilakukan jika terjadi kegagalan sistem.

Beberapa data management dilakukan secara otomatis. Biasanya dilakukan oleh DBMS yang berada di Server yang mengontrol akses diantara pemprosesan multiple sistem dan mengintegrasikan akses data melalui network management.

Pemrosesan Applikasi

Data digunakan oleh program applikasi yang mana sebagian besarnya berada di server. Ada beberapa applikasi client server yang disediakan oleh vendor. Tools applikasi ini menjadikan pengembangan sistem client-server menjadi lebih kompetitif. Pengembangan applikasi client-server dapat dilakukan dengan beberapa cara yakni :

  1. Fungsi pemprosesan didistribusikan diantara client dan server. Porsi dari client dijalankan oleh end user dengan menggunakan bahasa pemrograman database seperti SQL yang memberikan semacam request data dan kemudian mengekstrak data tersebut dari lokasinya dimana semua proses tersebut dikontrol oleh sistem operasi.

  2. UI dan GUI menjadi lebih sering digunakan karena tingkat kemudahan penggunaan menjadi lebih penting.

  3. Digunakannya Advance networking seperti LAN

  4. Code generator juga digunakan, Metodelogi Objeck Oriented akan menambah tingkat penggunan.

  5. Tools pengembangan seperti SQL Server, FLOWMARK, Progress, ObjectView, Oracle menjadi sangat diperlukan

Ketika sebuah applikasi diproses dan permintaan akan data dilakukan oleh client, maka hasilnya dikirimkan melalui LAN. Hasil dari applikasi tersebut dapat saja dilakukan perubahan bentuk untuk mendapatkan tampilan yang lebih baik. Semuanya ini dilakukan di sisi client oleh end user melalui UI (User Interface). Diagram skematik pendekatan client server ditunjukan pada gambar 4.

Gambar 4- Applikasi Sistem Client Server

Keuntungan Sistem Client Server

  1. Mengurangi tanggung jawab dan biaya overhead

  2. Kontrol biaya operasional dan pengembangan yang lebih mudah

  3. Waktu respon yang lebih baik dalam pemrosesan.

  4. Akses data yang lebih besar bagi perusahaan. Sistem Client server mengamankan transaksi data dan menyimpannya pada server untuk kemudian dapat di sharing, dimanipulasi, dianalisa secara lokal.

  5. Memungkinkan pendistribusian proses dari tersentralisasi menjadi desktop computing

  6. Menawarkan kooperatif prosesing antara individu dan group antar departemen, geografis dan zona waktu.

  7. Rewriting software pada sistem client server memberikan keuntungan untuk mendapatkan sistem yang terintegrasi dan memberikan efisiensi.

  8. Menawarkan friendlu interface pada end user khususnya pada knowledge worker dan customer.

  9. Keterlibatan yang lebih untuk end user pada implementasi IT.

  10. Arsitektur terbuka dan sistem terbuka memberikan fleksibilitas dalam memilih konfigurasi hardware yang berbeda, network, dan DBMS dari berbagai vendor.

Hambatan Implementasi Sistem Client Server

Organisasi

  1. Skill personel yang kurang memadai untuk implementasi sistem client server.

  2. Anti perubahan terhadap teknologi baru.

  3. Biaya konversi

  4. Membutuhkan koordinasi dan kontrol yang lebih pada end user.

Teknologi

  1. Membutuhkan infrastruktur LAN dan WAN

  2. Skill dan peralatan yang belum memadai

  3. Belum adanya pemahaman dan pengalaman dalam merencanakan sistem client server

  4. Tidak tersedianya produk dan tools pengembangan sistem client server

  5. Sedikitnya applikasi client server

  6. Sedikitnya standar nasional dan internasional untuk sistem client server.

Read Users' Comments (0)

konfigurasi (TCP/IP) WINDOWS SERVER 2003

konfigurasi (TCP/IP) WINDOWS SERVER 2003



Instalasi Dan Konfigurasi TCP/IP Pada Komputer

Secara default, TCP/IP sudah diinstall dan di configure untuk menerima IP address secara automatis saat anda melakukan install Windows server 2003 atau kompoter clients pasangannya Windows XP. Tidak masalah jika opsi networking apapun yang anda pilih saat intslasi WIndows, anda bisa melakukan install dan konfigurasi protocol TCP/IP setelah instalasi Windows 2003 selesai.

Instalasi protocol TCP/IP

Walau sudah terinstall automatis, protocol TCP/IP mungkin saja tidak ada karena satu atau lain hal mungkin ter-uninstall secara tidak sengaja, akan tetapi anda selalu bisa kembali dan menginstallnya lagi. Bagaimana anda melakukannya?

1. Pada window “network connection”, klik kanan “network connection” pada LAN card yang ingin anda konfigurasi (jika ada lebih dari satu NIC) kemudian pilih property.

2. Pada tab “General” (untuk koneksi local connection) atau Networking tab, jika “Internet Protocol (TCP/IP)” tidak ada pada list komponen yang terinstall, lakukan yang berikut:

a. Klik “install”

b. Klik “protocol” kemudian klik “Add”

c. Pada kotak dialog “Select Network Protocol”, klik “Internet Protocol (TCP/IP)” dan klik OK

d. Pastikan bahwa kotak check Internet Protocol (TCP/IP) tercontreng dan klik Close.

Konfigurasi TCP/IP

Saat anda mau setup konfigurasi IP addressing pada suatu komputer, anda bisa memilih apakah anda mau configure untuk menerima IP secara automatis atau memberikan IP address secara manual. Pada gambar dibawah menunjukkan property TCP/IP yang telah tersetup untukmenerima IP secara automatis baik IP dari skema APIPA ataupun IP dari DHCP server. APIPA berada pada range IP address antara 169.254.0.1 sampai 169.254.255.254. mulai Windows XP keatas, APIPA akan terinstall automatis jika dalam suatu jaringan tidak tersedia IP address dari DHCP server.

Property TCP/IP Koneksi LAN

Property TCP/IP Koneksi LAN

Perhatikan bahwa saat anda memilih konfigurasi IP secara automatis maka akan muncul tab “Alternate Configuration”. Jika anda memakai notebook dan sering berada di dua tempat dimana salah satu tempat/kantor anda memerlukan IP address manual sementara diluar anda juga sering memakai IP address automatis, maka konfigurasi IP address manual pada tab “Alternate Configuration” bisa dipakai. Perlu juga diketahui bahwa untuk bisa melakukan konfigurasi TCP/IP anda harus logon sebagai system administrator atau anggota administrator group.

Jika anda ingin meng-konfigur IP address secara manual maka sebelumnya anda harus sudah mempunyai daftar IP address yang mau dipakai; subnet mask; default gateway; DNS server IP address ataupun WINS server. Pilih tombol radio “Use the following IP addressing” dan juga jika ingin setup manual DNS server dan WINS, pilih juga “Use the following DNS server”. Ketik IP address, subnet mask, default gateway dll dikolom yang disediakan sesuai dengan daftar konfigurasi yang ada pada anda. Dalam upaya anda untuk melakukan setup pada komputer atau piranti jaringan anda, memberikan IP address adalah salah satunya.

Konfigurasi Back-to-back Dua Komputer

Sebagai contoh sederhana adalah menghubunkan dua piranti yaitu sebuah PC komputer A dan sebuah laptop komputer B. keduanya dihubungkan dengan sebuah kabel jaringan UTP Cat5 cross cable back-to-back dengan masing-2 konfigurasi IP sebagai berikut:

Konfigurasi TCP/IP PC ke PC

Konfigurasi TCP/IP PC ke PC

  • Komputer A IP address = 192.168.100.1 dan subnet mask = 255.255.255.0
  • Komputer B IP address = 192.168.100.2 dan subnet mask = 255.255.255.0

Buka masing-2 property TCP/IP di masing-2 komputer dan pilih “Use the following IP address” lalu ketikkan IP address masing-2 dan juga subnet mask yang sama, dan kosongkan kolom lainnya. Setelah selesai anda bisa verifikasi apakah konfigurasi sudah benar dengan jalan masuk ke command prompt (tekan tombol gambal bendera dan huruf R secara bersamaan lalu tekan tombol OK untuk masuk ke command promp) dan ketikkan dari komputer A:

C:\> ping 127.0.0.1

Jika konfigurasi TCP/IP anda sudah benar maka akan muncul ping statistic dengan 0% loss seperti gambar dibawah ini.

Ping Local Host

Ping Local Host

IP address 127.0.0.1 adalah localhost pada komputer. Untuk memastikan kedua komputer bisa terhubung dengan benar lakukan ping ke komputer B dari komputer A dengan cara ping address berikut:

C:\> ping 192.168.100.2 >Enter>

Dan jika konfigurasi kabel sudah benar maka akan ada respon ping dengan statistic paket loss = 0%.

Command ping ini sangat membantu anda dalam upaya troubleshooting jaringan. Anda juga bisa menggunakan command ipconfig /all dari command promp untuk melihat konfigurasi TCP/IP secara keseluruhan dari suatu komputer

Read Users' Comments (0)

Membuat Jaringan Lan Dua Komputer

Membuat Jaringan Lan Dua Komputer
Desember 20, 2008 in Komputer, LAN, Tips & Tricks
Tags: LAN, menghubungkan dua komputer
Apabila kita mempunyai 2 (dua) buah komputer tetapi kita ingin menghubungkan kedua komputer ini lewat jaringan. Untuk gampangnya harus lewat switch hub, tetapi kalau hanya untuk menghubungkan 2 (dua) komputer saja rasanya sayang kita untuk mengeluarkan uang untuk membeli peralatan tersebut. Untuk itu disini saya menulis artikel yang menerangkan bagaimana caranya menghubungkan kedua komputer tanpa harus lewat sarana switch hub. Untuk lebih jelasnya saya gambarkan dengan diagram berikut ini.
lan11
Gambar diatas merupakan jaringan dengan memakai Switch Hub
Tetapi yang akan kita bahas disini adalah jaringan komputer tanpa memakai switch hub, jadi gambarnya adalah sebagai berikut :
lan2
Dengan adanya dua perbandingan dua gambar diatas mudah-mudahan jelas maksudnya disini.
Untuk penyambungan kabel tentu juga berbeda, disini kita menggunakan cara Cross Over.
Cara Pengkabelan :
Siapkan kabel UTP dan connector RJ 45 :
utp2
utp2Disamping ini adalah gambar UTP dimana masing-masing warna sesuai dengan pasangannya (warna putih). Pasangan warna putih ini jangan sampai ketukar.
Dan gambar dibawah ini merupakan Connector RJ45 yang digambarkan beserta susunan pin-nya (kakinya).
rj45male
crimpingtool Gambar dibawah ini namanya Crimping Tool, digunakan untuk menyambung kabel dengan Connector jaringan.
crimpingtool
Setelah melihat peralatan diatas sekarang kita menginjak pada cara pengkabelan. Seperti yang diterangkan diatas kita menggunakan konfigurasi Cross Over. Tapi harus diingat, konfigurasi ini hanya digunakan untuk menghubungkan dua komputer secara langsung, jadi konfigurasi kabel ini tidak berfungsi kalau menggunakan switch hub.
crossover
Gambar diatas ini merupakan konfigurasi yang harus Anda lakukan dalam pengkabelan. Anggap saja yang disebelah kiri merupakan salah satu ujung kabel yang dihubungkan dengan RJ45, masukan urutan warna kabel sesuai dengan nomer pin-nya. Yang disebelah kiri ini merupakan susunan Standard.
Sedangkan yang disebelah kanan merupakan ujung kabel yang satunya, dan masukkan urutan warna kabel juga sesuai dengan nomer pin-nya. Konfigurasi disebelah kanan ini merupakan Cross Over.
Yang perlu diperhatikan panjang antar ujung kabel jangan sampai melebihi 100 meter.
Setelah kedua ujung kabel di Crimping dengan baik langsung saja di pasang (Plug) pada Ethernet port pada masing-masing komputer. Yakinkan lampu indikator (biasanya terletak didekat port Ethernet) menyala di kedua komputer.
Berikutnya adalah men-setting konfigurasi sofware-nya

Read Users' Comments (0)

MENGENAL ACCESS POINT

Access Point (AP)
Digunakan untuk melakukan pengaturan lalulintas jaringan dari mobile radio ke jaringan kabel atau dari backbone jaringan wireless client/server. Biasanya berbentuk kotak kecil dengan 1 atau 2 antena kecil. Peralatan ini merupakan radio based, berupa receiver dan transmiter yang akan terkoneksi dengan LAN kabel atau broadband ethernet. Saat ini beredar di pasaran adalah access point yang telah dilengkapi dengan raouter di dalamnya yang biasa disebut wireless router.
Wireless Router (WR)

Wireless Router selain sebagai penghubung (access point) untuk jaringan Local bisa berfungsi memforward IP di luar dalam jaringan Local. Sebagai contoh kita mempunyai IP 192.168.0.1 untuk jaringan Local kita sedangkan kita ingin jaringan 192.168.0.1 kita tidak tersentuh oleh orang luar dari jaringan local itu. Nah dari wireless router itu kita bisa setting sebagai contoh menjadi IP 10.50.10.xxx. Otomatis client yang mendapat IP dari 10.50.10.1 itu tidak bisa masuk ke jaringan 192.168.0.1. Inilah fungsi maksimal dari router yaitu untuk memprotect jaringan lokal kita sehingga resiko data diambil oleh orang luar lebih sedikit. Jadi kesimpulannya wireless raouter adalah sebuah acces point yang berfungsi meneruskan IP Local kita sedangkan Router berfungsi meneruskan IP local kita menjadi IP yang kita inginkan.Ciri-ciri fisik :
Pada Panel belakang biasanya terdapat :

1. Omni Antena ada yang bisa dicopot (detachable antenna) biasanya menggunakan konektor RP-SMA atau RP-TNC, ada juga yang fixed (non-detachable antenna)
2. Reset button, tombol Reset untuk me-reset AP ke default factory setting
3. Ethernet port/Port WAN, Port ini biasanya ditandai dengan tulisan: Internet atau WLAN. Kabel dari modem bisa masuk sini.menggunakan konektor RJ45 terhubung ke Internet via Cable / DSL Modem
4. LAN Port (wired) bisa dipakai untuk konek desktop komputer, print server, network-attached storage, dll. Port ini biasanya ditandai dengan angka 1-4.
5. Power adapter, colokan DC Power Supply

Pada panel depan, umumnya terdapat lampu-lampu LED yang menjadi Indikator;


1. Indikator power, ketika power adapter dicolokkan, harus menyala.
2. WLAN atau Wireless B atau G, hanya dapat diaplikasikan pada wireless router
3. Led 1, 2, 3, or 4, indikator dimana LAN port digunakan ke perangkat lain. Jika salah satu LAN digunakan, maka indikator harus menyala sesuai nomor di port belakang yang digunakan.
4. Link Internet atau WAN, Jika LED Internet/WAN tidak menyala pastikan modem/ kabel UTP LAN menyala dan telah terhubung ke port Internet dengan benar.


Peralatan Penunjang (optional)

1. Kabel Pigtail atau kabel jumper dan konektor
Adalah kabel penghubung AP ke Antena Eksternal. Alat ini diperlukan untuk menghubungkan antara antena eksternal dengan access point. Pada kedua ujung kabel terdapat konektor dimana type konektor disesuaikan dengan konektor yang melekat pada access point. Kebanyakan Pigtail di pasaran adalah : RP- SMA to N-Type Male dan RP-TNC to N-Type Male.

2. Antena Eksternal, Tower dan Penangkal Petir ( Lightning Arrester )
Digunakan untuk meningkatkan jarak jangkau wireless LAN. Antena bawaan AP dilepas kemudian dengan pigtail, RF out AP dihubungkan ke Antena eksternal.

Tower berguna untuk mendapatkan jangkauan area coverage yang maksimal, kita perlu menaikkan antena omni eksternal ke tempat yang tinggi agar client WLAN anda bisa menangkap sinyal radio dengan baik.

Sebagai pengaman dari petir maka kita memerlukan alat berfungsi menyalurkan kelebihan beban listrik saat petir menyambar ke kabel pembumian(grounding), biasa dikenal dengan Lightning Arrested Protector, dipasang pada kabel jumper antara perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkal petir umumnya ditanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai mencapai sumber air. Ingat grounding yang kurang baik akan menyebabkan perangkat wireless tetap rentan terhadap serangan petir.

3. POE (Power Over Ethernet) atau DC Power Injector
Agar kabel listrik tidak dinaikkan ke atas untuk “menghidupkan” access point maka kita memerlukan alat “POE” ini, yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP.

Berbagai Branded Wireless Access Point :

* Senao ECB 3220
* Linksys WRT54GL DDWRT
* TP-LINK WA601G
* DWL-2100AP AirPlus Xtreme G High-Speed 2.4 GHz
* Netgear
* D-Link AirPremier DWL-2210AP
* Asus WL-HDD 2.5
* Dll

Pemasangan/perakitan sederhana :

Read Users' Comments (0)